Friday, September 29, 2017

Minggu ke-3 dan ke-4 di Taipei

Alhamdulillah udah menginjak minggu ke-4 saya survive menemani suami di sini. Meskipun kadang galau2 datang menyerang *apasih...
Memasuki minggu kesekian ini, saya pribadi merasa sudah mulai settle dengan kondisi lingkungan.

Minggu ketiga: Pindahan!

Berhubung rent house yang saya sewa hanya untuk 2 minggu saja, dan ketika mau perpanjang ternyata sudah ada orang yg book duluan, terpaksa kami harus hengkang dari rumah cozy tersebut.

Jauh-jauh hari saya dan suami mulai hunting di 591.com , situs andalan orang Taiwan untuk pasang iklan properti, berbekal google translate juga kami beranikan utk tanya-tanya via sms. Oiya, proses pengurusan simcard nanti saya bahas terpisah ya...
Selain di 591.com, ada juga beberapa grup di facebook yg isinya tentang sewa rumah antara lain:
  • Taipei Taiwan apartment rental
  • Taipei flat rental
  • Looking for roommates or apartments in Taipei and Taiwan
  • Room for rent - Taipei
  • Taiwan Rental assistance group
Setelah berhari-hari dan bermalam-malam nyari, akhirnya ketemu lah yg lumayan oke dan harganya ga merongrong kantong. Pertimbangan utama tetep yg gampang aksesnya ke kampus suami dong!
Kami nemu apartment lantai 1 (no need lift ya...), dengan luas sekitar 45meter persegi, furnished, dengan harga 20.000 NTD per bulan, dari budget awal 25,000 NTD, horeeeee.....
Kebetulan bangunannya juga baru selesai renovasi, jadi serasa masih cling....

Di sini, luas bangunan biasa disebutkan dalam satuan "ping" (3,3 meter persegi). Biasanya pemiliknya sudah memfasilitasi dengan furniture dan elektronik, bahkan ada yg sampe  perintilan dapur dijabanin, ckckck....salut!
Biaya seswa bervariasi tergantung spesifikasi yg kita cari, ada yg sudah termasuk management fee, air dan gas. Dan biasanya kita hanya tinggal membayar listrik saja, harga per KWh juga tergantung dari masing2 landlord.

Minggu Keempat: Gabung Komunitas dan Jalan bareng anak-anak

Taiwan sebetulnya menjadi salah satu negara tujuan banyak TKI mengadu nasib. Ada yang menjadi perawat manula, kerja di pabrik, penjaga resto atau toko, atau baby sitter. Jadi ga heran kalo selama saya lalu lalang di Taipei ini sering sekali berpapasan dengan wajah2 pribumi Indonesia. Mereka pasti melempar senyum ke saya, jelas aja, hanya saya yg berjilbab di antara sekian banyak orang di sebuah tempat.
Dan tak jarang saya juga dianggap berprofesi sama dengan mereka hehehe... udah nasib kalo yg iniπŸ˜†

Alhamdulillah juga, Taiwan menjadi salah satu negara yg muslim friendly, ini kalo kata adek saya, yg kebetulan sedang studi di sebrang kampus suami. Tapi memang sejauh ini saya yg berjilbab tidak pernah merasakan dipandang aneh atau dilecehkan karena atribut jilbab.

Taipei sendiri punya 2 masjid, satu Taipei Grand Mosque di Da'an, dan satu lagi di dekat Taipower Building Station. Nanti akan saya bahas bagaimana tampilannya ya....

Memasuki minggu ke-4 ini, berkat acara si A teman si B dan si C yg ternyata masih tetangga kami di Depok, alhamdulillah di sini saya jadi ada teman untuk bertanya ini itu, terutama yg menyangkut urusan per-emak2-an. πŸ˜‰πŸ˜‰

Dan dari teman2 baru inilah saya akhirnya bergabung ke dalam grup Pengajian Keluarga Muslim Indonesia. Isinya ibu2 muslim yg berada di Taipei dengan berbagai kepentingan, ada yg kuliah, bekerja, atau sekedar ikut suami macem saya ini.
Dari grup itulah saya bisa dengan bebas bertanya hal2 baru tentang Taipei dan dunia per-emak2an. Daaaaan....tau lebih banyak makanan halal dari mereka, cihuuuuy! 
Oiya, beberapa ibu juga ada yg open PO untuk makanan indonesia seminggu sekali, keren ya mereka yg akhirnya bisa berwirausaha sambil studi di sini... MasyaAllah!!!

Di minggu ini juga saya berani memutuskan untuk jalan keluar rumah sendiri dengan anak2 tanpa kawalan suami. Berbekal google map tentunya, aplikasi yg sangaaaaaat membantu mengenali daerah baru dan transportasi yg ada.
Alhamdulillah juga, Taipei ini minim kriminalitas, seperti penculikan, rampok, gangster, dan pelecehan seksual. Jadi wanita di sini bisa melenggang dengan santai dengan baju minim, dengan tas cangklek (shoulder bag), jalan malem2 sambil bawa gadget terkini. Tapi tetap ya, waspada buat saya itu harus!

View dari depan rumah

Ladang pertempuran baru

No comments:

Post a Comment